Wednesday, June 1, 2011

The Science of Happiness



Selama 60 tahun terakhir psychology berkonsentrasi pada hal-hal negatif (depression, phobia, trauma, Skizophrenia & penyakit-penyakit psikologi lainnya = victimology & pathology). Mungkin Psikologi hendak mengkuti jejak ilmu perubatan moden yang sejak 200 tahun terakhir berfokus pada penyakit.

Prestasi yang telah diraih selama 60 tahun terakhir (menurut mantan ketua asosiasi psikologi Amerika : Martin Seligman): 14 macam penyakit psikologi boleh diubati (tidak sepenuhnya sembuh) dan 2 macam penyakit psikologi dapat disembuhkan total. Jadi prestasi terjauh dari psikologi negatif, adalah membawa orang sakit menjadi berkurang sakitnya (from miserable to less miserable) atau menjadikan orang sakit psikologi jadi hilang sakitnya (dari minus menjadi "sifar").

Lalu timbul pertanyaan, kalau orang sihat bagaimana? Apakah ilmu psikologi boleh membantu orang yang sihat secara psikologi menjadi lebih bahagia dan lebih berprestasi?. Tidak ada, sampai didirikannya cabang ilmu baru, Positive Psychology, oleh Prof. Martin Seligman, yang saat itu baru dipilih sebagai presiden American Psychological Association, pada tahun 1998.

Menurut Prof. Seligman, ada tiga cara untuk bahagia:

1. Have a Pleasant Life (life of enjoyment)

Milikilah hidup yang menyenangkan, dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin. Ini mungkin cara yang ditempuh oleh kaum hedonis. Tetapi jika ini cara yang kita tempuh, hati-hati dengan jebakan hedonic treadmill (semakin kita mencari kenikmatan, semakin kita sukar dipuaskan) dan jebakan habituation (kebosanan kerana terlalu banyak, misalnya ; makan ais krim pada jilatan pertama sangat nikmat, tapi pada jilatan keduapuluh, kita jadi ingin muntah). Tetapi pada ukuran yang tertentu, cara ini bisa sangat membahagiakan.

2. Have a Good Life (life of engagement)

Dalam bahasa Aristoteles disebut eudaimonia, libatkanlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yang membuat kita mengalami "flow". Merasa terserap dalam kegiatan itu, seakan-akan waktu berhenti bergerak, kita bahkan tidak merasakan apapun, kerana sangat "khusyu'". Fenomena ini diteliti secara khusus oleh rekan Seligman, Mihaly Csikzentmihalyi. Dan memberikan 7 ciri-ciri kita dalam kondisi flow:

a. Sepenuhnya terlibat pada apa yang kita lakukan (focused, concentrated, khusyu')

b. Merasakan "a senses of ecstasy" (seperti berada di luar realiti sehari-hari)

c. Memiliki "kejernihan yang luarbiasa" (benar2 memahami apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya)

d. Menyedari bahawa cabaran pekerjaan yang sedang ia hadapi benar-benar dapat ia atasi (bahawa skill yang kita miliki cukup memadai untuk mengerjakan tugas tersebut)

e. Merasakan "kedamaian hati" (tidak ada kekhuwatiran dan merasakan diri kita sedang bertumbuh melampaui ego kita sendiri)

f. Terserap oleh waktu (kerana khusyu' mengerjakan dan benar-benar terfokus pada "saat ini dan disini", waktu seakan-akan berlalu tanpa terasa)

g. Motivasi Intrinsik (dimana merasakan "flow" itu sendiri sudah merupakan hadiah yang cukup berharga untuk melakukan pekerjaan itu)

3. Have A Meaningful Life (life of Contribution)

Milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain. Menjadi bahagian dari organisasi atau kelompok , tradisi atau gerakan tertentu. Merasa hidup kita memiliki "makna" yang lebih tinggi dan lebih abadi dibanding diri kita sendiri.

Tiga hal ini-lah yang menjadi fokus kajian positive psychology.. iaitu bagaimana memiliki hidup yang bermakna, pekerjaan yang membuat "flow" dan aktiviti yang kita nikmati. Dalam istilah pelopor positive psychology di Monash University, Dr Dianne A Vella-Brodrick : Bake A Cake (life of engagement=flow), Eat A Cake (life of enjoyment) or Give A Cake (life of contribition).

Jadi, manakah yang membuat anda paling bahagia? proses membuat kek, memakan kek, atau berbagi kek kepada jiran tetanga anda?

Kita akan bahas lebih mendalam tentang The Science of Happiness ini di dalam The Total Solution Training, 1-3 Julai ini.

Ahmad Faiz Zainuddin
Founder of SEFT